Selasa, 12 Maret 2013

Review : Jack The Giant Slayer


JACK THE GIANT SLAYER
Fee .. fye.. foe.. fumm.., ask not when the thunder comes. Between heaven and earth is a perilous place, home to fear some giant race





Saya termasuk penggemar cerita dongeng, di kala saya kecil saya pernah membaca kisah tentang Jack and the beanstalk, dan saya pun masih ingat ceritanya, jadi ketika Jack the Giant Slayer ditayangkan pada  tanggal 1 Maret 2013 , saya sangat-sangat penasaran apakah film ini akan sama dengan cerita dongengnya? Soo... meluncurlah saya ke XXI pada hari minggu tanggal 10 Maret 2013 bersama Kamil anak laki-laki saya yang berusia 8 tahun.

Alkisah, ketika biarawan-biarawan di Kerajaan Albion ingin mengetahui keberadaan Tuhan-nya, mereka membuat beberapa kacang yang telah dimantrai sebagai jalan untuk membuka gerbang ke langit, akan tetapi ternyata, yang mereka temui adalah negeri para raksasa, yang kemudian menggunakan pohon kacang tersebut sebagai jalan untuk turun ke Kerajaan Albion. Saat itulah terjadi perang antara raksasa dan manusia. Para Raksasa yang sudah mencium darah manusia, akhirnya berkeinginan untuk merasakan manusia, hidup atau mati. 

Biarawan-biarawan yang merasa bersalah kemudian membuat mahkota dengan campuran jantung raksasa yang telah dimantrai untuk dipergunakan oleh King Erick, Raja  Albion, untuk menundukkan para raksasa. Dengan mahkota tersebut, King Erick memerintahkan para raksasa kembali ke negerinya diatas langit dan menebang pohon kacang raksasa yang menghubungkan langit dan bumi. Hingga King Erick mati, mahkota dan sisa kacang tersebut kemudian dikubur bersama-sama dengan jenazah King Erick.  Fee .. fye.. foe.. fumm.., ask not when the thunder comes. Between heaven and earth is a perilous place, home to fear some giant race.  Itulah yang mengawali cerita pengantar tidur yang kerap dibacakan oleh Ayah Jack seorang petani miskin, dan dibacakan pula oleh Ratu Albion untuk anaknya Isabelle, ketika keduanya masih kecil. Dan, Jack maupun  Isabelle sangat mempercayai mitos raksasa tersebut.



Di kala dewasa,  Jack si petani miskin dan lugu yang sudah ditinggal mati oleh ayahnya dan tinggal bersama pamannya bermaksud menjual kuda dan keretanya. Namun karena kepolosan dan keluguannya serta terpesona dengan kecantikan Isabelle yang secara tidak sengaja bertemu di tenda hiburan. Jack kehilangan kereta dan kudanya pun dibarter oleh sekantung kacang oleh seorang biarawan. Pada saat pulang ke rumah dan menceritakan hasil barterannya berupa sekantung kacang  dengan biarawan kepada pamannya, pamannya marah dan melemparkan kacang-kacang tersebut yang kemudian salah satunya jatuh di bawah rumah Jack. Nah, pada saat yang bersamaan,  Isabelle  yang kabur dari istana karena ingin berpetualang dan menghindari menikah dengan Lord Roderick yang dijodohkan oleh Ayahnya, berteduh dalam rumah Jack karena terpaksa oleh cuaca hujan deras.  Pertemuan itu ternyata awal dari petualangan Isabelle bersama Jack, sebab tanpa di duga tumbuhlah pohon kacang raksasa dari bawah rumah Jack,  batang dan daunnya pun merayap di seluruh dinding, menyelimuti rumah hingga ke atap. Bahkan bangunan kayu itu ikut terangkat, terus ke langit, dengan Isabelle di dalamnya  dan membawa Isabelle ke langit. Membuat dongeng raksasa menjadi kenyataan.

Mengusung genre petualangan. Jack the Giant Slayer memang penuh kejutan. Bila cerita lain pohon kacang ajaib tumbuh di tanah lapang, maka di film ini, pohon kacang ajaib tumbuh di bawah rumah Jack. Dan bila di cerita tersebut, hanya ada sepasang suami istri raksasa, maka di film ini terdapat puluhan raksasa yang bernafsu memakan manusia baik hidup maupun mati. 

Dalam film ini pun terdapat musuh dalam selimut. Namanya saja musuh dalam selimut, tentu saja mereka adalah orang yang sangat dipercaya. Penjahat terselubung itu adalah Lord Roderick, yang direncanakan akan menikah dengan Isabelle.  Lord Roderick yang telah mencuri mahkota King Erick dari makamnya bermaksud menguasai dan menjadi pimpinan para tentara raksasa yang akan dikerahkan untuk menguasai Kerajaan Albion. 

Seperti film-film Hollywood lainnya, film ini jelas masih menunjukkan bahwa penjahat pasti kalah dan jagoan pasti menang walaupun harus menderita terlebih dahulu. Dan tentu saja berakhir dengan  happily ever after  -khas Hollywood banget :p-

Film petualangan dengan sutrada Bryan Singer yang sudah menggarap sederet film laga fiksi seperti X-Men, X2, Superman Returns dan Valkyrie jelas layak ditonton dan dijamin tidak akan mengecewakan. Gak percaya? caba aja deh ditonton hehehehehe. Apalagi  yang pernah membaca dongeng Jack and The Beanstalk, jadi bisa membanding-bandingkan secara langsung antara film dan cerita dongengnya. Hanya saja, menurut saya, untuk film petualangan, para pemainnya "terlalu bersih".  Pakaian, wajah dan rambut terlalu rapi, bersih dan segar untuk orang yang sedang berperang dengan raksasa. Gak ada kesan capek, letih atau kusut pada para pemainnya, jadi agak aneh ya :D

Lalu film ini layak gak sih ditonton oleh anak-anak? Kalau kata saya sih, sah-sah aja anak di bawah umur menontonnya, memang ada beberapa adegan yang mendekati kekerasan tapi tidak terlalu vulgar. Dengan adanya  orang dewasa yang mendampingi hal-hal seperti itu kan bisa dijelaskan. 

Selamat menonton :)
 






Jack the Giant Slayer
Sutradara: Bryan Singer
Produser: Neal H. Moritz, David Dobkin, Bryan Singer, Patrick McCormick, dan Ori Marmur
Penulis naskah: Darren Lemke dan David Dobkin
Adaptasi: Jack and the Beanstalk
Pemain: Nicholas Hoult, Eleanor Tomlinson, Stanley Tucci, Ian McShane, Bill Nighy, dan Ewan McGregor
Distribusi: Warner Bros. Pictures
Genre: Aksi, fiksi, fantasi, petualangan
Durasi: 114 menit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar