Senin, 12 Desember 2011


COBAN RONDO  :  Sepotong kisah dari batu 

and the story begins with ...
once upon a time....,
Dewi Anjarwati dari Gunung Kawi menikah dengan Raden Baron Kusuma dari Gunung Ajasmoro. Baru 36 hari atau selapan dalam hitungan jawa, ketika sang istri mengajak suaminya berkunjung ke Gunung Anjasmoro.
Menurut kepercayaan Jawa, dalam usia pernikahan tersebut, mereka tidak boleh bepergian.
Orangtua Dewi Anjarwati melarang keduanya bepergian, tetapi pasangan baru itu bersikeras  pergi dan siap menghadapi segala resiko yang menghdang di perjalanan.
dan .....
Benar saja......
Ketika dalam perjalanan, keduanya bertemu dengan Joko Lelono yang tidak jelas asal-usulnya .
Joko Lelono terpikat dengan kecantikan Dewi Anjarwati dan berusaha merebutnya.
Perkelahian pun tak dapat di hindari.
Kepada Punakawan yang menyertainya,  Raden Baron berpesan agar istrinya disembunyikan di suatu tempat yang memiliki coban atau air terjun.
Perkelahian pun berlangsung seru dan akhirnya Joko Lelono maupun Raden Baron gugur.
Lalu bagaimana dengan nasib sang putri Dewi Anjarwati...??
Sang putri dengan setia tetap menanti kehadiran suaminya, meski ia telah menjadi janda atau rondo dalam bahasa jawa dan menjadi sebuah penantian yangtak berujung.
Konon...., batu besar yang terletak di bawah air terjun merupakan tempat duduk sang putri selama menanti.
Dari sinilah asal nama Coban Rondo tercipta.

the story is not end with happily ever after

Sumber : Kompas



Tidak ada komentar:

Posting Komentar